Ramadhan
Tinggal menunggu hari....
Alhamdulillah
wa Syukurillah, Wala haula wala quwwata Illa billah, Amma Ba’ad.
Tanpa terasa kita
telah sampai pada pertengahan bulan Sya’ban, bulan yang dimana Rasulullah S.A.W
banyak berpuasa dibandingkan bulan-bulan lainnya selain bulan Ramadhan, di
bulan ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ummul Mu’minin Aisyah radhiyallahu
‘Anha. Bahwasanya tidak pernah Nabi Muhammad
S.A.W itu berpuasa di suatu bulan
yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban, dan dalam riwayat lain disebutkan
bahwa: Beliau S.A.W selalu berpuasa dalam bulan Sya’ban, kecuali sedikit sekali
yang tidak (yakni sebagian besar dalam bulan ini beliau gunakan untuk berpuasa.
Berdasarkan hadist diatas, kita dapat mengambil pelajaran, bahawa sebelum
kedatangan bulan suci Ramadhan, telah ada anjuran dari sunnah-sunnah yang Nabi
kerjakan untuk umat Islam tiru, sebagai rasa
gembira dalam menyambut datangnya Bulan suci Ramadhan.
Bulan suci Ramadhan, dimana di dalamnya Allah banyak
menurunkan Rahmat, Berkah, dan Ampunan. Bulan ini terbagi menjadi 3 bahagian, 10 malam pertama Allah menurunkan rahmat,
kemudian 10 malam berikutnya Allah menurunkan ampunan dan 10 malam yang
terakhir adalah pembebasan dari api neraka. Sebagai umat Islam, kita semestinya
mengetahui hakikat kehidupan kita di
dunia, kalau dalam istilah orang-orang-orang terdahulu, “Dunia ini adalah
tempat menumpang minum” yang ertinya “Dunia hanya sekadar tempat minum untuk persiapan perjalanan jauh dan
kekal di Akhirat nanti”. Maka daripada itu, kesempatan untuk berbuat kebaikan
janganlah kita sia-siakan, kerana setelah kehidupan di dunia akan ada kehidupan
di Akhirat yang lebih kekal. Kita hendaklah berlumba-lumba dalam berbuat kebaikan (Fastabiqul Khairat) seraya
memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa
yang telah kita perbuat dan
mencari keridhoaan Ilahi selama hidup di
dunia. Salah satunya adalah dengan menjalankan Ibadah Puasa. Banyak
hadist yang menerangkan keutamaan Puasa. Seperti Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
عن
أَبَي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قال: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ
صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ
قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بفطره وَإِذَا لَقِيَ
رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ. متفق عليه وهذا لفظ رواية البخاري.
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Rasulullah S.A.W
bersabda: Allah Azza Wa Jalla berfirman (dalam Hadist Qudsy): “Semua amal
perbuatan Anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, kerana sesungguhnya puasa
itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Puasa
adalah perisai (dari kemaksiatan serta seksa neraka). Maka apabila sesorang
diantara kalian sedang berpuasa, janganlah dia berbicara kotor dan jangan pula
bertengkar. Apabila ia dimaki oleh seseorang atau diajak bermusuhan maka
hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa” Demi Dzat yang jiwa
Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya. Sungguh bau dari mulut seseorang
yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.
Seseorang yang berpuasa itu mempunyai 2
kegembiraan, dan ia dapat merasakan kesenangannya, yaitu ketika berbuka ia bergembira,
dan apabila telah bertemu dengan Tuhannya maka iapun bergembira dengan adanya
balasan puasanya. (H.R Bukhari Muslim dengan Lafaz riwayat Imam Bukhari).
Dan diantara keutamaan orang yang berpuasa semata-mata
Ikhlas karena Allah Ta’ala adalah Allah akan menjauhkan wajahnya (dirinya) dari
neraka sejauh perjalanan 70 tahun. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh
Abu Sa’id Al Khudry r.a.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذلك
اليوم وجهه عن النار سبعين خريفا. متفق
عليه.
Dari Abu
Sa’id Al khudry r.a ia berkata:
Rasulullah S.A.W bersabda: Tiada seorang hamba pun yang berpuasa sehari di
jalan Allah (semata-mata karena taat dan mencari Ridho Allah), kecuali Allah
akan menjauhkan wajahnya (dirinya) dari neraka sejauh peralanan 70 tahun.
(Muttafaq Alaih).
Dan masih banyak lagi hadist-hadist yang menjelaskan
keutamaan bulan Ramadhan dan amal baik di dalamnya. Seperti hadist yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi S.A.W bersabda: “Barang siapa yang
berpuasa Ramadhan karena di dorong oleh
keimanan dan mengharap keridhoan Allah, maka dosa-dosanya akan terdahulu
diampuni”.
Dan di dalam mengerjakan ibadah puasa, umat Islam di
sunnahkan untuk bersahur, kerana dalam sahur itu ada keberkahan. Sebagaimana
sabda Rasulullah S.AW:
عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: تسحروا،
فإن في السحور بركة (متفق عليه).
Dari Anas r.a ia berkata; Rasulullah S.A.W bersabda:
Sahurlah kalian, kerana sesungguhnya di dalam sahur itu ada keberkahan (H.R
Bukhari & Muslim).
Dan yang membezakan antara puasanya umat Islam dan
puasa-puasa umat-umat terdahulu ataupun Ahlul Kitab adalah adanya makan sahur.
Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Amr Bin Al Ash r.a.
وعن عمرو بن العاص رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم
قال: فصل ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب، أكلة السجور (رواه مسلم).
Dari Amr Bin Al Ash r.a bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
“Diantara pembeza antara puasa kita (umat Islam) dengan puasanya kaum Ahlul
Kitab (Yahudi dan Nasrani) ialah adanya makan sahur” (Muslim).
Dari sini pahamlah kita pentingnya makan sahur bagi orang
yang berniat puasa untuk keesokan harinya. Walaupun sahur adalah amalan sunnah,
tidak pantas apabila seorang muslim meninggalkannya, kemudian keesokan harinya
membatalkan puasanya dengan alasan tidak terbangun sahur, maka untuk mengelakkan
kejadian seperti ini, sahur adalah hal yang utama dilakukan bagi seorang muslim
yang berniat menjalankan puasa pada pagi harinya ataupun pada 1 bulan penuh.
Dalam ajaran Islam puasa di bagi menjadi dua hukum, ada
puasa yang hukumnya wajib seperti Puasa Ramadhan, dan ada juga puasa yang
hukumnya sunnah seperti Puasa Muharram, Sya’ban, puasa Arofah, dan juga puasa
enam hari pada bulan Syawal, dan masih banyak lagi amalan-amalan puasa sunnah
yang diterangkan dari berbagai hadist Shahih.
Setelah kita mengetahui begitu pentingnya untuk bersahur,
maka menyegerakan untuk berbuka apabila telah tiba waktu magrib adalah hal yang
sama pentingnya dengan bersahur. Seperti di jelaskan dalam hadist yang
diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.
عن سهل بن سعد رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: لا
يزال الناس يخبر ما عجلوا الفطر (متفق عليه).
Dari Sahl bin Sa’ad r.a bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
Tiada henti-hentinya orang-orang itu memperoleh kebaikan, selama mereka suka
menyegerakan berbuka puasa (Muttafaq Alaih).
Dan kemudian Allah S.W.T juga berfirman dalam hadist
Qudsy.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم: قال الله عز وجل: أحب عبادي إلي
أعجلهم فطرا. رواه الترميذي، وقال: حديث حسن.
Dari Abu Hurairah r.a pula, bahwa Rasulullah S.A.W
bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: “Yang paling aku cintai diantara
hamba-hambaKu ialah yang lebih menyegerakan berbukanya (Riwayat Imam Tirmidzi
dan hadist adalah Hadist Hasan).
Dan dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Nabi S.A.W bersabda:
Jika salah seorang diantara kamu berbuka, maka hendaklah berbuka dengan kurma.
Tetapi apabila tidak menemukan kurma, maka hendaklah ia berbuka dengan air,
kerana sesungguhnya air itu suci. (Abu Daud & Tirmidzi, Hadist Hasan
Shahih).
Dan diantara Fadhilah ataupun keutamaan puasa Ramadhan
adalah, ketika seorang muslim memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka ia
memperoleh pahala seperti pahala puasanya orang yang berbuka tanpa dikurangi
sedikitpun dari pahala orang tersebut.
Suatu ketika Rasulullah datang ke rumah Ummu Umarah r.a,
lalu ia (Ummu Umarah) menghidangkan makanan kepada beliau. Beliaupun bersabda:
Makanlah! Lalu Ummu Umarah berkata: Aku sedang berpuasa ya Rasul. Kemudian
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya orang yang berpuasa itu dimohonkan
kerahmatan oleh para Malaikat, bila ada
orang yang makan makanan di tempatnya, hingga mereka selesai. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa
Rasulullah pernah datang ke rumah Sa’ad bin Ubadah r.a, lalu Sa’ad menyuguhkan
roti dan minyak, kemudian beliau makan. Setelah selesai beliau membaca doa
(yang artinya): Orang-orang yang berpuasa telah berbuka di tempat kalian,
orang-orang yang berbakti telah memakan
makanan kalian dan para malaikat memohonkan kerahmatan untuk kalian.
Oleh Karena itu berbahagialah kita sebagai umat Islam
yang memiliki kelebihan dari umat-umat sebelumnya. Umat yang di turunkan ke
bumi sebagai “Khairu Ummah” yang menyeru kepada kebaikan dan melarang dari
perbuatan keji dan munkar, dan beriman kepada Allah tentunya.
article by:
Intan Sumantri Sholeh
Bachelor of Islamic Revealed Knowledge & Heritage
International Islamic University Malaysia
http://intanelwahdy.wordpress. com
Bachelor of Islamic Revealed Knowledge & Heritage
International Islamic University Malaysia
http://intanelwahdy.wordpress.
No comments:
Post a Comment